Minggu, 15 Juli 2012

Pohon Gandaria Flora Identitas Provinsi Jawa barat

Gandaria merupakan nama pohon dan buah yang mempunyai nama latin (ilmiah) Bouea macrophylla. Pohon gandaria juga ditetapkan sebagai flora identitas dari provinsi Jawa Barat, mendampingi macan tutul (Panthera pardus) yang ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Jawa Barat.
Pohon gandaria (Bouea macrophylla) disebut juga sebagai ramania atau kundangan di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan berbagai nama yang berbeda seperti gandaria (Jawa), jatake, gandaria (Sunda), remieu (Gayo), barania (Dayak ngaju), dandoriah (Minangkabau), wetes (Sulawesi Utara), Kalawasa, rapo-rapo kebo (Makasar), buwa melawe (Bugis).

Pohon gandaria yang rimbun
Gandaria dimanfaatkan mulai dari buah, daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah gandaria yang matang dapat dimakan langsung. Daun gandaria sering digunakan sebagai lalap. Sedangkan batang gandaria dapat dimanfaatkan sebagai papan dan bahan bangunan.
Ciri-ciri. Pohon gandaria (Bouea macrophylla) mempunyai tinggi hingga mencapai 27 meter. Pohon yang ditetapkan sebagai flora identitas Jawa Barat ini memiliki tajuk yang membulat, rimbun dengan untaian daunnya yang berjuntai. Pohon ini lambat pertumbuhannya.
Daun gandaria berbentuk bundar telur memanjang sampai lanset atau jorong. Permukaan daun mengkilat dan mempunyai ujungnya yang runcing. Ukuran daunnya berkisar antara 11- 45 cm (panjang) dan 4 – 13 cm (lebar).
Bunga gandaria muncul dari ketiak daun dan berbentuk malai. Bunga berwarna kekuningan yang kemudian berubah kecoklatan.

Buah gandaria
Buah gandaria berbentuk agak bulat dengan diameter antara 2.5-5 cm. Buah gandaria yang masih muda berwarna hijau. Ketika mulai tua dan matang buah berwarna kuning hingga jingga. Buah gandaria memiliki daging buah yang mengeluarkan cairan kental. Buah ini memiliki bau khas yang menyengat dan memiliki rasa agak asam hingga manis.
Untuk perbanyakan pohon gandaria (Bouea macrophylla) bisa melalui persemaian biji ataupun dengan cara mencangkok.
Habitat dan Persebaran. Tanaman gandaria (Bouea macrophylla) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang juga terdapat di semenanjung Malaysia dan Thailand. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku.
Pohon gandaria tumbuh di daerah beriklim tropis yang basah. Secara alami, tumbuhan yang menjadi flora identitas provinsi Jawa barat ini tumbuh di daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 300 meter dpl. Namun pada tanaman yang dibudidayakan, gandaria mampu tumbuh dengan baik hingga ketinggian 850 meter dpl.
Pemanfaatan. Gandaria dimanfaatkan mulai dari buah, daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda banyak dimanfaatkan sebagai rujak atau sebagai campuran pada sambal gandaria yang banyak diminati di Jawa Barat (Sunda). Buah Gandaria yang masih muda dapat pula diramu menjadi rujak Kanistren yang dipergunakan dalam upacara Tebus Wetengan pada saat wanita sunda hamil 7 bulan. Selain dibuat asinan dan sirup buah gandaria yang sudah matang juga dapat dikonsumsi (dimakan) langsung.
Daun gandaria yang masih muda sering kali dimanfaatkan sebagai lalap. Sedangkan batang pohon gandaria bisa digunakan sebagai papan dan bahan bangunan lainnya.
Di samping manfaat dari buah, daun, dan batang (kayu) gandaria. Pohon ini juga cocok ditanam di halaman sebagai tanaman peneduh karena memiliki tajuk yang lebat.
So, gak ada salahnya ikut berpartisipasi dalam program one man one tree sekaligus mensukseskan tahun 2010 sebagai Tahun Internasional Biodiversity dengan menanam pohon gandaria.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; kelas: Magnoliopsida; Ordo: Sapindales; Famili: Anacardiaceae; Genus: Bouea; Spesies: Bouea macrophylla.
Nama Binomial: Bouea macrophylla. Nama Indonesia: Gandaria

Artikel Tentang Alam Sepi Pembaca

Artikel tentang alam sepi pembaca, siapa yang bilang?. Tema tentang lingkungan hidup, flora, fauna dan kekayaan alam lainnya terkadang menjadi pilihan kesekian dari para narablog dalam menulis artikel untuk blognya. Memang artikel-artikel beginian kalah penggemar dibandingkan artikel tentang seks, gambar dan kisah porno, ataupun tentang teknologi dan komputer. Tetapi bukan berarti artikel tentang alam kemudian sepi dari pembaca. Mau bukti?
Blog saya, Alamendah’s Blog, yang sejak pertama kali selalu berusaha menghadirkan tulisan-tulisan berkaitan dengan kekayaan alam dan hayati negeri Indonesia, ternyata tidak pernah sepi dari pembaca. Pada tahun 2010 ini rata-rata pageview perharinya mencapai 1.391 pengunjung bahkan beberapa kali mencapai di atas 2 ribu pageview. Satu bukti bahwa blog yang berisikan artikel tentang alam tidak sepi dari pengunjung.
Bukti kedua, hanya selama bulan Januari 2010 beberapa artikel dalam blog ini telah dilihat hingga sebanyak ratusan hingga ribuan kali. Sebagai contoh;
Bukti ketiga, artikel-artikel yang membahas tentang kekayaan alam, flora, dan fauna tidak pernah menjadi artikel yang basi. Sebagai gambaran, postingan berjudul Harimau Sumatera Semakin Langka yang saya upload pada tanggal 19 Agustus 2009, hingga sekarang masih selalu mendatangkan traffic dengan rata-rata kunjungan 35 perhari. Dapat dibayangkan jika mempunyai 10 artikel sejenis, akan ada 350 kunjungan perhari.

Statistik artikel Harimau Sumatera Semakin Langka
Keyword tentang lingkungan hidup, flora, fauna dan kekayaan alam lainnya ternyata juga banyak digunakan oleh pengguna ‘mesin pencari’ seperti google dan yahoo. Sebagai bukti, dalam bulan Januari ini saja blog ini mendapatkan traffic yang tidak sedikit dari google melalui beberapa keyword seperti:
Terbukti, artikel tentang alam tidaklah sepi pengunjung. So, saya mengajak sobat-sobat untuk tidak ragu membuat tulisan yang berkaitan dengan alam dan lingkungan hidup. Kalau bisa menyuguhkan yang mendidik dan (ternyata) diminati kenapa musti mengandalkan keyword-keyword  ‘17 plus’?
Referensi: Dashboard Alamendah’s Blog per 24 Januari 2010